Selasa, 30 Juli 2019

INI TERNYATA PENYEBAB HARGA RUMAH NAIK TERUS SETIAP TAHUNNYA !!!


RumahCom – Bukan rahasia umum lagi jika harga properti selalu naik tiap tahun (bahkan per tiga bulan), meski kondisi perekonomian suatu negara tengah kurang stabil. Inilah yang kemudian menjadi salah satu alasan para investor dan spekulan untuk terjun ke bisnis properti.
Alasan lainnya, keuntungan yang didapatkan dari sektor bisnis ini juga berganda, dari kenaikan harga tanah atau capital gain dan kenaikan harga penggunaan atau sewa pertahun (rental yield).

terungkap beberapa penyebab yang patut dipertimbangkan kenapa investasi properti lebih menjanjikan ‘cuan’ dibanding unit investasi lain.
  • Suplai Tanah Tak Pernah Meningkat
Kebutuhan terhadap tempat tinggal terus bertambah dari tahun ke tahun. Namun, pasokan tanah di muka bumi tidak bertambah, bahkan berkurang. Oleh karena itu, sesuai hukum supply and demand, situasi tersebut membuat kenaikan kebutuhan dan harga-harga properti dari tahun ke tahun.
  • Bertambahnya Jumlah Penduduk
Jumlah populasi manusia di bumi yang terus membengkak dan tidak dibarengi dengan perluasan tanah membuat harga properti terus naik dari tahun ke tahun. Begitu juga populasi di kota-kota besar di Indonesia.
  • Inflasi dan Efek Infrastruktur
Setiap tahun terjadi inflasi. Meski presentasenya berbeda-beda tetapi memengaruhi sektor-sektor lain seperti tingkat suku bunga, percepatan kredit pinjaman, harga bahan bakar, harga-harga kebutuhan pokok, tak terkecuali harga properti.
Di kawasan Soreang, Bandung, harga properti juga terkerek naik akibat hadirnya infrastruktur baru. Peningkatannya mencapai 15-20% per tahun. Saat ini, harga tanah di Katapang dan Soreang sudah berada di kisaran Rp2 juta – Rp3 juta per meter persegi tergantung lokasinya.
  • Kenaikan Harga Material
Seperti harga-harga kebutuhan lain, inflasi juga turut menaikkan harga bahan-bahan dasar bangunan setiap tahun.
Mulai dari harga pasir, semen, batu bata, kayu, cat, dan lain-lain. Akumulasi kenaikan harga-harga bahan dasar bangunan itu ikut menaikkan harga properti setiap tahun.
Berdasarkan hasil survei harga properti primer triwulan III-2017 yang dirilis Bank Indonesia (BI), pertumbuhan harga properti residensial tercatat sebesar 3,32% (yoy), lebih tinggi dibanding 3,17% (yoy) pada triwulan sebelumnya.
Kenaikan harga bahan bangunan (32,95%) dan kenaikan upah pekerja (17,69%) masih jadi faktor utama penyebab kenaikan harga properti residensial seperti apartemen dan rumah tapak.
  • Pertumbuhan kelas menengah
Setiap negara sedang giat membangun. Hasil dari pembangunan itu adalah meningkatnya jumlah kelas menengah. Mereka dicirikan selain rata-rata mempunyai pendidikan yang baik, juga mempunyai penghasilan yang stabil.
Jika mereka membentuk ikatan rumah tangga, terbentuk dua orang suami-istri yang masing-masing memiliki pendapatan stabil. Mereka inilah pasar paling potensial investasi properti. Seperti memanfaatkan turunnya suku bunga dan tumbuhnya properti-properti baru yang kian menarik.
Semakin meningkat jumlah kelas menengah seperti generasi milenial, utamanya di perkotaan, sudah tentu akan meningkatkan kebutuhan properti.

Anda sedang cari Properti, Hubungi : 081532979485


cari rumah murah di pabuaran citayam, rumah murah syariah citayam, rumah murah susukan citayam, rumah murah subsidi citayam, rumah murah di susukan citayam, rumah second murah citayam, rumah murah di sekitar stasiun citayam 2020, rumah dijual murah di citayam dekat stasiun, cari rumah murah di pondok terong citayam, rumah citayam murah 2019


Kamis, 25 Juli 2019

Generasi Milenial Jangan Tunda Beli Rumah, Ini Alasannya.





JAKARTA, KOMPAS.com - Ada sejumlah pandangan yang muncul bahwa generasi milenial terancam tidak bisa memiliki rumah. Pasalnya, generasi yang berusia antara 23-37 tahun ini memiliki gaya hidup yang tinggi, sehingga keinginan untuk membeli rumah dikesampingkan. Country Manager Rumah123 Ignatius Untung menyebut, generasi milenial tidak hanya akan menjadi kelompok terbesar dalam bonus demografi Indonesia ke depan. Namun, dalam 10 tahun ke depan, generasi milenial adalah kelompok terbesar pembeli properti Indonesia. Namun demikian, berdasarkan survei yang dilakukan oleh Rumah123 menunjukkan bahwa banyak generasi milenial masih belum menjadikan properti sebagai prioritas belanja. Ini terlihat pula dalam prioritas belanja dalam 6 bulan ke depan. " Generasi milenial yang memiliki pendapatan Rp 3 juta sampai Rp 5 juta prioritas 6 bulan ke depan adalah traveling, gadget, dan komputer, baru properti," ujar Untung pada media briefing dan peresmian kantor baru Rumah123, Rabu (20/12/2017).

Adapun generasi milenial dengan pendapatan antara Rp 5 juta sampai Rp 8 juta memprioritaskan membeli gadget dan komputer, liburan, mobil, dan properti. Sementara itu, mereka yang berpendapatan antara Rp 8 juta sampai Rp 15 juta memprioritaskan membeli gadget dan komputer serta properti. "Kepemilikan rumah memang berkorelasi dengan penghasilan. Penghasilan sangat linier dengan kepemilikan properti," ungkap Untung. Terkait hal ini, Untung meminta generasi milenial jangan menunda membeli properti. Pasalnya, apabila ditunda, maka generasi milenial harus siap-siap kehilangan 4 sampai 8 persen ukuran properti yang bisa dibeli setiap tahunnya. "Kalaupun bisa beli, ukurannya akan lebih kecil," sebut Untung. Ia menuturkan, tidak ada istilah tidak sanggup membeli properti selama masih memiliki gaji. Apalagi, ada asumsi gaji naik sekitar 10 persen tiap tahun dan setiap 3 tahun sekali ada promosi jabatan yang mendorong gaji naik pula. "Tidak ada istilah orang tidak sanggup membeli properti selama masih gajian. Kalau ditunda, tetap bisa beli, tapi ukurannya lebih kecil," tutur Untung.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Generasi Milenial Jangan Tunda Beli Rumah, Ini Alasannya", https://ekonomi.kompas.com/read/2017/12/20/170700926/generasi-milenial-jangan-tunda-beli-rumah-ini-alasannya
Penulis : Sakina Rakhma Diah Setiawan

Selasa, 23 Juli 2019

Depok Jadi Lokasi Favorit Para Pencari Rumah





Jakarta: Harga rumah yang kian melambung di Jakarta memaksa calon pembeli hunian melirik kawasan penyangga Ibu Kota, seperti Bekasi, Bogor, Depok, atau Tangerang (Bodetabek).

Ketersediaan lahan serta harga tanah yang relatif lebih murah membuat harga hunian di kawasan Bodetabek relatif bersahabat di kantong.Sepanjang 2018, tercatat 30 ribu pencari hunian menjatuhkan pilihan di kota Depok.

"Ada banyak faktor yang membuat Depok menjadi kota favorit incaran calon pembeli rumah, salah satunya karena lokasinya sangat strategis diapit oleh Jakarta Selatan dan Bogor," ucap Managing Director Lamudi Indonesia Mart Polman dalam keterangan tertulis, Kamis, 21 Februari 2019. 

Tidak hanya itu, Kota Depok juga dikelilingi dengan sarana infrastruktur dan transportasi massal yang sangat memadai, contohnya seperti adanya commuter line, bus TransJakarta, Tol Cinere-Jagorawi dan Tol Depok - Antasari.

"Kota ini sangat cocok sebagai tempat tinggal untuk pasangan muda atau profesional muda yang memiliki mobilitas tinggi," kata Mart.

Mart mengatakan, rata-rata harga rumah di Depok dijual mulai dari Rp9,5 juta per meter persegi. Untuk perumahan yang menyasar kelas menengah hingga bawah bisa ditemui di lokasi Cinangka, Pengasinan, Citayam, Bedahan, Cipayung, dan Bojongsari

Selain Depok, kota lain yang menjadi incaran pencari hunian adalah Kota Bekasi. Tercatat ada 21 orang yang mencari informasi rumah di kawasan tersebut. Selanjutnya, Kota Bogor dengan jumlah pencarian 19 ribu orang, dan terakhir Tangerang dengan total pencarian 13 ribu orang.


(KIE)

Waspada Iming-Iming KPR Syariah Tanpa Bank

Maraknya KPR Tanpa Bank


Kita Sebagai konsumen wajib memahami dan cermat terhadap sistem pembelian rumah yang tidak melalui lembaga keuangan bukan BANK, selain harus paham legalitas Developernya sendiri maupun Legalitas Lahan yang ditawarkan. sebaiknya anda pelajari terlebih dahulu sebelum menyesal kemudian.

1. Iming iming tanpa riba tanpa bunga tanpa denda tanpa sita emg formula sangat cespleng langsung mengena di niche market kalangan tertentu. Dijamin pemasaran laris manis tanpa terlalu pening strategi pemasaran ala text book mahasiswa marketing dalam menentukan STP Segmentation Targeting Positiong dan 4P nya Product, Price, Promotion dan Place segala

2. Diiklankan untuk ngumpul di suatu gathering pemasaran, dimulai dgn tauziah oleh tokoh agama di depan panggung dan dilanjutin dgn paparan presentasi oleh tim marketingnya

3. Cara pembayaran sptnya ringan dan menarik 10 tahun tanpa bunga. DP sbg Uang Muka ringan dan bisa dicicil bbrp x atau malah ada yg DP pertama sangat besar smp 50% sisanya dicicil 10 tahun tadi.

4. Perjanjian dgn PPJB di Notaris, cuma sbg konsumen antum sekalian tolong waspadanya dan jebakan batman terjadi mulai di titik ini : baca dgn cermat di PPJB notaris ini disebutin dgn pasti tidak no unit rumah yg dibeli, kapan serah terima unit dan no sertifikat yg sdg dibeli (karena modusnya model jualan ini, mereka biasa menjual properti atas tanah yg masi sebahagian dikuasasi pengembang atau bahkan belum dikuasai sama sekali dari para pemilik tanah yg namanya tersebut sesuai di buku sertifikat tanah)

5. Tanyakan perijinan mereka sdh diurus smp dimana saja. Di bisnis properti dan perumahan ijinnya banyak sekali dan panjang. Ijin paling penting adalah di fase paling akhir dan paling penting ada 2 berupa : #1. Ijin Site Plan atau Block Plan : memastikan katakan di tanah 1 Ha tsb akan diijinkan oleh Pemda setempat berdiri 60 unit rumah. Selanjutnya #2. Ijin bangunan nya yg bernama IMB : sbg bukti klo setiap unit rumah yg akan dibangun tsb sudah sesuai dgn aturan dan prosedur pemda setempat dan uda bisa dibangun unit rumahnya

6. Point permasalahan krusial penjualan model ini, emg di masalah legalitas. Developer syariah ini sering jatuh dibelakangan hari dalam proses bisnisnya, karena tidak terjadinya mix and match di business modrlnya dan dukungan modal ketjanya mereka sedari awal. Cuba klo kita sebagai calon konsumen minta ditunjukin bukti penguasaan lahan, pengembangnya tsb biasanya tidak akan mampu memenuhi, karena emg belum dikuasai. Klopun uda dibeli biasanya cuma sebahagian saja, misal baru nguasain 1 hektar tp 10 hektar total rencana yg tanah masi nego dgn pemilik tsnah uda dijual semua krncalin konsumen

 7, 8, 9 dst masih sangat banyak cek list untuk menilai layak tidaknya suatu unit properti yg akan anda beli masuk kreteria kewajaran atau tidaknya


Diambil dari berbagai sumber tapi ada juga Develooper tanpa Bank yang amanah. jadi kita tetap harus waspada. terima kasih.